KUNCI-KUNCI REZEKI MENURUT AL-QURAN DAN SUNNAH (BULETIN AL-ISTIQOMAH EDISI 2 TH 5 1431 H)
Segala puji hanya milik Allah, Rabb sekalian alam. Dialah yang telah memberikan rizki dan karunia-Nya kepada mahluk, yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau dan yang mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat. Amma ba’du
Pada masa sekarang, diantara hal yang menyibukkan hati kebanyakan kaum muslimin adalah mencari harta dan kekayaan. Dan menurut pengamatan, sejumlah umat Islam memandang bahwa dengan berpegang teguh dan menjalankan ajaran Islam akan mengurangi rizki dan menghambat kemajuan ekonomi mereka. Tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan lagi bahwa ada sejumlah orang yang masih enggan untuk menjalankan kewajiban syariat Islam terhadap harta yang mereka miliki. Mereka berasumsi bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaklah menutup diri terhadap Islam. Asumsi ini sudah ada di masa dulu, sehingga mereka mendapat adzab dan laknat dari Allah. Sungguh Allah tidak akan berlaku dzalim terhadap hambanya, Dialah yang mengatur rizki mahluk dengan adil. Dan rasulullah tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk yang sempurna, sehingga menghilangkan keraguan dalam usaha mencari penghidupan dan memudahkan umatnya untuk meraih kunci-kunci rizki yang tersimpan dalam al-Qur’an dan Sunnah. Karena sebagai orang yang beriman kita berkeyakinan bahwa rizki tersebut dari Allah Yang Maha Berkehendak, sehingga pintu rizki tersebut tentu akan dibukakan Allah bagi orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya.
Sayikh Dr. Fadhl Ilahi, meyebutkan dalam kitabnya “Mafatihur Rizq fi Dhau’il Kitab was Sunnah” ada sepuluh kunci rizki yang diberitakan Allah melalui wahyu kepada manusia, diantaranya :
1.ISTIGHFAR DAN TAUBAT
Beberapa nash al-Qur’an dan Hadits menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk penyebab terbukanya rizki dengan karunia Allah. Sebagaimana yang disebutkan Allah tentang nabi Nuh yang berkata pada kaumnya : “Maka aku katakan kepada mereka, ‘mohonlah ampunan kepada Rabbmu,’sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12)
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan : ”maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepada-Nya dan kalian senantiasa mentaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian keberkahan dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya terdapat bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu untuk kalian”. (lihat tafsir Ibnu Katsir, 4/449).
Dan amirul mukminin Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat tersebut ketika beliau meminta hujan dari Allah. Sebagaimana diriwayatkan dari Asy-Sya’bi. (Lihat Ruhul Ma’ani, 29/72)
2.TAQWA
Taqwa termasuk diantara sebab dilimpahkannya rizki, sebagaimana firman Allah : “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Qs. ath-Thalaq : 2-3)
Pada ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang merealisasikan taqwa akan dibalas Allah dengan dua hal, yaitu :
Pertama, “Allah akan mengadakan jalan keluar baginya”. Artinya Allah akan menyelamatkannya, sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas, dari setiap kesusahan di dunia maupaun di akhirat. (lihat tafsir Al-Qurthubi, 18/159).
Kedua, ”Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”, artinya Allah akan memberikan yang tak pernah ia harapkan mampu memperolehnya dan angankan untuk mendapatkannya. (lihat Zaadul Masiir, 8/291-292).
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan : “maknanya, barang siapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tak pernah terlintas dalam benaknya”. (lihat tafsir Ibnu Katsir, 4/400).
Selanjutnya Ibnu Mas’ud berkata : ”Sesungguhnya ayat yang terbesar dalam al-Qur’an dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah : ”Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya”. (lihat tafsir Ibnu Mas’ud, 2/651).
3.BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu al-Mubarak, Ibnu Hibban, al-Hakim, Al-Qhudha’i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana diberi rezki burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. (al-Musnad no.205, Jami’ut Turmidzi no.2344 dan lainnya)
4.BERIBADAH KEPADA ALLAH
Dari Abu Hurairah, dari Nabi beliau bersbada : “Sesungguhnya Allah berfirman, ’wahai anak Adam beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya kupenuhi hatimu yang ada dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Kupenuhi kebutuhanmu (kepada manusia)”. (lihat al Musnad no.2583 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih sunan Tirmidzi 2/300, shahih sunan Ibnu Majah 2/293)
5.MELAKSANAKAN HAJI DENGAN UMRAH
Dari Abullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Lanjutkanlah haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan surga”. (al-Musnad no.3669, syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih, lihat shahih sunan an-Nasai, 2/558).
Imam Ath-Thayyibi menjelaskan hadits di atas, beliau mengatakan : “kemampuan keduanya untuk menghilangkan kemiskinan seperti kemampuan amalan bersedekah dalam menambah harta.” (Faidhul Qadir, 3/225)
6.MENJAGA SILATURRAHIM
Dari Abu Hurairah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” (lihat shahih Imam Bukhori no. 5985)
Pada hadits yang lain nabi bersabda : “Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian dapat menyambung tali silaturrahim. Karena sesungguhnya menjaga silaturrahim adalah sebab adanya kecintaan terhadap keluarga kerabat, sebab banyaknya harta dan bertambahnya usia.” (al-Musnad no.8855, syaikh Muhammad Ahmad syakir menyatakan sanadnya shahih, dan juga di shahihkan syaikh al Albani)
7.BERINFAK DI JALAN ALLAH
Allah berfirman : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba’ : 39)
Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : “betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat akan diberi pahala dan ganjaran.” (tafsir Ibnu Katsir 3/595)
Di dalam suatu hadits nabi bersabda : “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘wahai anak Adam berinfaklah, niscaya Aku akan berinfak (memberi rizki) kepadamu.” (shahih Muslim no.36, 2/690-691 dari Abu Hurairah)
8.MEMBERI NAFKAH KEPADA ORANG YANG MENUNTUT ILMU AGAMA
Dari Anas bin Malik bahwasanya dia berkata : “Dahulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah, salah seorang diantaranya mendatangi Rasulullah (untuk menuntut ilmu) dan saudaranya yang lain bekerja (untuk memenuhi kebutuhan dia dan saudaranya). Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah (karena dia sendirian dalam bekerja), maka beliau bersabda : ‘mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia (dalam menuntut ilmu)’.” (Di shahihkan oleh syaikh al Albani dalam shahih sunan Turmidzi 2/274)
Para ulama sangat menganjurkan untuk membantu kebutuhan para penuntut ilmu, diantaranya, imam Al-Ghazali berkata : “seseorang harus mencari orang yang tepat untuk mendapatkan hartanya. Misalnya para ahli ilmu. Sebab hal itu merupakan bantuan baginya untuk focus dalam mempelajari ilmunya. Ilmu adalah jenis ibadah yang mulia, jia niatnya benar. Dan Ibnu Mubarak senantiasa mengkhususkan pemberiannya bagi para ahli ilmu.” (dinukil dari tafsir Al-Qasimi, 3/250)
9.BERBUAT BAIK KEPADA ORANG YANG LEMAH
Imam Bukhari meriwayatkan dari Mus’ab bin Sa’d ia berkata, ’bahwa dirinya memiliki kelebihan harta daripada orang lain. maka rasulullah bersabda: ”bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang yang lemah diantara kalian ?”. (shahih Bukhari no.108, 14/179).
Pada hadits lain Rasulullah bersabda : “carilah keridhaanku melalui orang-orang yang lemah diantara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang yang lemah diantara kalian .” (al-Musnad 5/198, dan dishahihkan Al-Albani dalam silsilah hadits As-Shahihah no.779)
10.HIJRAH DI JALAN ALLAH
Allah berfirman : ”Barang siapa yang berhijrah dijalan Allah niscaya mereka mendapati dimuka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak”. (Qs. an-Nisa’:100)
Imam Ar-Razi mengatakan : “barang siapa yang berhijrah di jalan Allah ke negeri lain, niscaya dia akan mendapati di negerinya yang baru itu kebaikan dan kenikmatan yang menjadi sebab kehinaan dan kekecewaan para musuhnya di negeri asalnya. Sebab orang yang memisahkan diri dan pergi ke negeri asing, sehingga mendapatkan ketentraman di sana, lalu berita itu sampai ke negeri asalnya, niscaya penduduk asli negeri itu akan malu atas buruknya perlakuan yang mereka berikan, sehingga mereka merasa terhina.” (lihat at-Tafsirul Kabir 11/15)
Qatadah menjelaskan makna ayat diatas, Beliau berkata: ”maknanya, keluasan dari kesesatan kepada petunjuk dan dari kemiskinan kepada banyaknya kekayaan .” (tafsir al Qurthubi 5/348).
Dan sesungguhnya janji Allah itu adalah benar. sungguh dunia telah menyaksikannya sampai sekarang atas kebenaran janji tersebut. Sebagaimana telah terjadi pada masa hijrahnya para sahabat dan Rasulullah ke Madinah.
Ketika mereka meninggalkan rumah-rumah, harta benda dan kekayaan lainnya, Allah mengganti semuanya dengan yang lebih baik sehingga kaum kafir terhinakan.
Insya Allah, dengan perpedoman dengan kepada kunci rizki yang disebutkan diatas, akan semakin menambah keimanan kepada keluasan rizki Allah dan optimis dalam menghadapi lilitan krisis ekonomi yang melanda kaum muslimin pada masa sekarang ini. Sesungguhnya Allah tidak dzalim terhadap hambaNya.
Abu Qatadah al-Atsari
Diringakas dari kitab Mafatihur Risq fi Kitab was Sunnah (terj. Kunci-Kunci Rizki menurut al Qur’an dan Sunnah), karya Syaikh Dr. Fadhil Ilahi. Penerbit Darul Haq, Jakarta. Cetakan VIII/Juni 2005M.
Currently have 0 komentar: